Jika Anda sebagai seorang investor dan berencana untuk melakukan investasi di bursa saham, kira-kira pertanyaan apa yang pertama kali muncul di benak Anda?

Mungkin ada beberapa pertanyaan dasar yang Anda pikirkan …

“Saya bingung harus membeli saham apa … ???”

“Saham apa yang sebaiknya saya beli?”

“Pada harga berapa sebaiknya saya membelinya?”

“Apakah harganya wajar untuk saat ini?”

“Kata teman saya, saya sebaiknya membeli saham blue chip saja supaya lebih aman, apakah memang begitu?”

“Apakah saham A memiliki tingkat resiko yang lebih besar dibandingkan dengan saham B?”

“Apakah sekarang saat yang tepat?”

 

Untuk mencari jawaban ini, biasanya yang paling banyak kita lakukan adalah dengan bertanya kepada investor lain, analisa saham di surat kabar, analisa saham yang dikeluarkan oleh broker investasi atau informasi-informasi lain yang kita anggap dapat dipercaya. Pada dasarnya semua informasi tersebut adalah benar, tidak ada yang salah. Karena jika Anda dan saya memutuskan untuk melakukan investasi di bursa saham, yang perlu menjadi perhatian adalah bukan siapa yang benar atau salah – selama informasinya kredibel - namun lebih pada apakah aturan yang Anda dan saya gunakan cocok atau tidak dengan kebiasaan kita melakukan trading.

Jika Anda memutuskan untuk membeli saham, mengelola tingkat toleransi resiko adalah keputusan mutlak yang perlu diambil – Anda tidak dapat melakukan tawar menawar pada hal ini. Tidak perduli seberapa besar dana investasi yang akan ditanamkan, karena jumlah dana nantinya hanya akan berpengaruh pada tingkat kedisiplinan Anda dalam mengambil keputusan investasi.

Semakin besar dana yang Anda kelola biasanya semakin membutuhkan tingkat kedisiplinan yang lebih tinggi dalam menerapkan aturan investasi. Besarnya dana juga tidak mempengaruhi aturan investasi, jika semua aturan yang Anda tetapkan memang dapat menunjang goal dan rencana Anda.

Saya akan menulis kembali 5 aturan dasar pada dailystockprice - baca tutorial singkat:

  1. Beli saham hanya pada saat bursa Uptrend – sudah dibahas pada Report Series #2.
  2. Beli saham pada area harga beli.
  3. Beli saham yang memiliki tingkat likuiditas baik.
  4. Gunakan aturan cut loss 7%-8% dengan disiplin.
  5. Fokus pada saham yang memiliki potensi kenaikan yang besar – baca artikel.

 

Dengan menggunakan kelima aturan diatas, diharapkan Anda dan saya dapat melakukan keputusan investasi dengan tidak lagi berdasarkan emosi , opini maupun rumors.

Pertama, aturan nomor 1 sampai dengan nomor 4 berfungsi untuk “mengasuransikan” keputusan Anda membeli saham, dalam arti membatasi resiko investasi Anda di pasar Saham. Karena pondasi dasar dari investasi adalah bagaimana Anda mengelola resiko investasi Anda, sehingga dalam jangka panjang nilai investasi  Anda terus berkembang sesuai dengan goal yang telah ditetapkan.

 

BuyingPriceLiquid 

Saya tidak mengatakan bahwa data-data pada tabel adalah 100% akurat, namun saya lebih menekankan bahwa data-data pada tabel sudah dihitung dengan nilai toleransi kesalahan 7%-8% dari harga beli yang tertera.

Jika harga beli yang tertera pada tabel mengalami penurunan lebih dari 8%, maka data harga beli saham yang dimaksud sudah tidak valid lagi karena aturan nomor  4 - mengenai cut loss - sudah harus dijalankan.

Untuk mengingatkan, membeli saham tidak perlu tergesa-gesa dan jika memungkinkan usahakan membeli saham sedekat mungkin dari harga belinya. Dalam kasus tertentu mungkin saja harga saham yang dimaksud sempat berada dibawah harga belinya, selama tidak menyebabkan aturan nomor 4 terjadi – mengambil keputusan beli sah-sah saja - dan selama saham yang akan dibeli masih berada pada tabel New Buying Price, New Buying Range atau Summary Table. Jika suatu saham harganya sudah diatas 5% dari harga beli yang tertera pada tabel, sebaiknya tidak terlalu agresif mengejar saham tersebut, lebih baik menunggu atau mencari alternatif lain. Tanggal pembelian – buying date – bukan berarti kapan saat membeli saham, namun tanggal tersebut menunjukkan kapan sistem kami mendeteksi terjadinya harga beli saham yang dimaksud.

Dalam dailystockprice, kami tidak membedakan saham-saham blue chip maupun saham lapis kedua/ketiga. Kami lebih memperhatikan saham yang memiliki likuiditas yang baik karena akan terhindar dari fluktuasi harga yang berlebihan, juga kemudahan bagi Anda dan saya untuk melakukan likuidasi saham yang dimiliki dikemudian hari.

Idenya dari aturan nomor 3 mengenai likuiditas adalah jika saham A diperdagangkan dengan volume harian hanya 10.000 lembar dibandingkan dengan saham B yang diperdangkan 1.000.000 lembar, menurut Anda mana saham yang lebih mudah “dipermainkan”?  Atau jika saham A yang harganya hanya 100 rupiah dengan saham B yang harganya 1.000 rupiah, menurut Anda mana yang memiliki tingkat kestabilan naik turun harga yang lebih baik?

BuyingPriceNotLiquid

 

Semua saham yang tidak memenuhi kriteria mengenai tingkat likuiditas kami berikan tanda seru (!). Namun tanda ini tidak berarti harus dihindari 100%, saya pribadi lebih menyarankan untuk lebih ekstra hati-hati berdasarkan kedua alasan diatas.

Saya tidak terlalu mengkhawatirkan tingginya harga saham tertentu – malah sebaliknya saya lebih khawatir untuk membeli saham yang harganya terlalu terlalu murah, misalnya untuk IDX Market dibawah Rp. 200 atau untuk saham di US Market harganya dibawah $10. Karena selain fluktuasi harga seperti dijelaskan diatas, saham yang diperdagangkan terlalu murah pasti memiliki alasan tersendiri seperti jika Anda membeli barang murah.

Menurut Anda bagaimana suatu saham harganya bisa mencapai Rp. 5000? Setahu saya pasti melewati angka 1.000 terlebih dahulu, kemudian 1.200, 2.000, 2.500 sampai akhirnya mencapai harga 5.000 dan seterusnya.

Kedua, jika Anda sudah membeli saham yang tertera pada tabel dan tidak menyebabkan Anda menjalankan aturan nomor  4, langkah selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah mencari kandidat saham yang masuk aturan nomor  5 mengenai saham yang dapat dijadikan investasi jangka panjang.

Jika saham yang Anda beli tidak memenuhi aturan nomor 5, mungkin strategi yang perlu diterapkan adalah mengambil keuntungan jangka pendek; misalnya dengan target keuntungan 15% sampai dengan 25% sambil tetap mempersiapkan pekerjaan rumah mencari kandidat saham lainnya.

Dengan berjalannya waktu Anda akan menemukan saham yang mendapatkan kenaikan 50%, 100% atau bahkan lebih dari itu dalam jangka waktu 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun kedepan.

Jika Anda menemukan saham yang memenuhi aturan nomor  5 ini, pastikan untuk tetap fokus untuk memantau saham yang dimaksud sambil melakukan penambahan secara bertahap; dalam tabel ditunjukkan dengan menempatkan kode 2nd/3rd (6) Gambar 1.

Evaluasi terhadap saham-saham ini penting dilakukan – walaupun tidak disarankan untuk melihat terus menerus melalui layar monitor - karena bursa tidak akan selamanya berada pada posisi uptrend … pasti akan berubah.  

Simak dengan lebih ketat pada saat bursa berubah status menjadi uptrend under pressure/downtrend. Bila perlu, jika bursa dalam posisi tersebut ambil langkah untuk merealisasikan keuntungan - taking profit - sebagian atau seluruhnya sesuai dengan perkembangan bursa saham. Anda akan lebih tenang melakukannya karena - diatas kertas - perhitungan saham Anda sudah mengalami kenaikan yang signifikan.

Teknik yang perlu dilakukan untuk mengambil tindakan profit taking akan saya bahas pada report series mengenai tabel Up/Down Volume.