Seperti pada artikel Report Series #1, saya menulis:

 

“Saham perusahaan dengan fundamental maupun track record yang sangat baik sekalipun tetap akan mengikuti kemana arah bursa saham pada umumnya. Statistiknya adalah setidaknya 80% saham perusahaan yang diperdagangkan pada bursa saham akan mengikuti kemana trend market suatu negara bergerak”.

 

Bagaimana perasaan Anda jika 4 dari 5  atau 3 dari 4 saham yang Anda beli mengalami kegagalan? Saham yang Anda beli menurun harganya diluar perkiraan Anda setelah mengambil keputusan beli, dan hal ini berlangsung terus-menerus. Di satu sisi Anda mungkin sudah melakukan segala pekerjaan rumah investasi yang diperlukan dan Anda sudah mengetahui bahwa saham-saham yang Anda pilih memiliki fundamental yang baik, memiliki kinerja yang baik danbanyak orang mengatakan bahwa saham tersebut sebenarnya memiliki harga yang murah atau istilah memiliki PE rasio yang rendah dibandingkan dengan katagori industri sejenis.

 

Bahkan beberapa investor mengatakan bahwa saham yang Anda pilih sudah mencapai titik terendahnya jika dibandingkan dengan industri serupa di tanah air maupun industri pada negara-negara tetangga. Namun kebingungan Anda akan terus bertambah seakan-akan saham yang Anda pilih tidak memiliki batas bawah – harganya terus-menerus turun dan kelihatannya harganya tidak pernah naik.  Pertanyaan saya adalah,”Sampai kapan Anda dapat bertahan pada kondisi seperti ini?” … atau kadang-kadang ada seseorang yang menganjurkan kepada Anda untuk terus membeli saham tersebut selagi harganya bertambah murah.

 

Dalam kondisi diatas Anda tidak akan pernah mampu melawan bursa, karena bursa jauh lebih besar dari seberapapun dana investasi yang Anda tanamkan pada bursa. Jangan sampai tergoda untuk terus-menerus menyebarkan garam ke laut, perlu diingat dana investasi yang Anda tanamkan adalah hasil jerih payah pekerjaan atau bisnis Anda.

 

Melihat kondisi contoh diatas seberapapun Anda berusaha, tetap saja probabilitas keberhasilan pembelian saham Anda hanya 20%. Saya tidak memasukkan kondisi perdagangan options atau short – untuk kedua istilah ini diluar cakupan seluruh pembahasan pada dailystockprice report.

 

Dari pengalaman, sebenarnya yang terjadi adalah kondisi bursa yang kurang mendukung, sedang dalam kondisi downtrend. Pekerjaan rumah yang Anda lakukan mungkin sudah benar, pengamatan teknikal yang Anda lakukan mungkin sudah benar dan beberapa orang yang mengatakan bahwa saham tertentu sudah memiliki PE rasio atau fundamental yang baik mungkin juga sudah benar. Masalahnya adalah waktu Anda mengambil keputusan investasi kurang tepat, karena bursa dalam kondisi downtrend atau menurun atau sedang mengalami tekanan.

 

Ada tiga arah market yang perlu diperhatikan pada bursa; Uptrend (bursa naik), Sideways (bursa mengalami tekanan biasanya terjadi pada masa peralihan menuju Uptrend/Downtrend atau masa bursa konsolidasi) dan Downtrend (bursa turun).

 

Market Cicle

 

Kondisi Downtrend bursa dapat terjadi antara beberapa minggu sampai dengan satu tahun atau dua tahun seperti yang terjadi pada tahun 2000 dan 2008. Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, dapat terjadi selama 3 tahun, seperti yang terjadi di US market sekitar tahun 1929 pada saat negara tersebut mengalami resesi.

Kondisi bursa Sideways biasanya terjadi dalam jangka waktu yang lebih pendek dari beberapa hari sampai dengan beberapa minggu, karena sifatnya adalah kondisi “antara”.

Sedangkan kondisi bursa Uptrend dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih variatif – dapat dalam jangka waktu yang lebih panjang, misalnya pada saat bursa uptrend sekitar tahun 2003 sampai dengan 2008.

 

Waktu yang terbaik untuk masuk bursa adalah pada saat bursa berada pada kindisi uptrend, karena kesempatan untuk mendapatkan saham yang tepat (market winners) adalah saat ini. Kesempatan Anda dan saya untuk mendapatkan keuntungan investasi akan lebih besar.

 

Dalam laporan dailystockprice, kondisi bursa dipantau setiap hari. Tujuan kami adalah supaya Anda dapat memaksimalkan potensi investasi di bursa efek Indonesia.

 

Market Directions

 

Indikator bursa Uptrend (1) adalah syarat mutlak untuk dijadikan acuan saat membeli saham. Kami juga memberikan informasi tentang perkembangan trend bursa dengan menempatkan indikator market pressure (2) dan indikator market in positif action (3) yang kami pantau setiap hari pedangan bursa, terutama difokuskan dalam jangka waktu 30 hari terakhir.

 

Dua indikator ini penting untuk disimak mengingat berdasarkan sejarah bursa, tekanan bursa (market pressure) (2) sebanyak lebih besar dari atau sama dengan 4 mengindikasikan kemungkinan terjadinya tanda-tanda pembalikan arah bursa, baik itu secara sementara maupun dapat juga menimbulkan pembalikan arah bursa menjadi downtrend, misalnya seperti kejadian pembalikan bursa menjadi downtrend pada tahun 2008.

 

Market in positif actions (3) menunjukkan berpartisipasinya perusahaan-perusahaan institusi besar dalam kenaikan bursa. Munculnya indikator positif ini dapat menjadi indikator penting untuk melihat apakah bursa tetap dalam keadaan uptrend untuk jangka waktu yang lebih lama.

 

Dalam kasus tertentu indikator ini sangat penting digunakan untuk memantau pembalikan bursa dari downtrend menjadi uptrend, seperti kejadian pada bulan Maret 2009 dimana bursa pertama kali menunjukkan kondisi uptrend yang kuat setelah mengalami keterpurukan sejak tahun 2008 dan menjadikan bursa saham Indonesia berubah dari posisi downtrend menajdi uptrend sampai dengan saat ini.

 

Dari sejarah perkembangan bursa saham di suatu negara, selama masa uptrend yang panjang bisa saja terjadi pembalikan indikator beberapa kali namun waktunya tidak panjang.

 

Informasi detail mengenai tabel Market Directions dapat dilihat pada halaman Guidelines.

 

Salah satu investor besar pernah mengatakan,”Bukan berita-berita, argumen, pendapat maupun rumors yang menentukan pergerakan bursa saham, namun sebaliknya bursa saham yang selalu memberikan data dan fakta mengenai apa yang terjadi pada bursa”.

 

Intinya adalah bursa selalu mengatakan apa yang terjadi.

 

Menyimpulkan contoh kasus diatas, melakukan investasi secara langsung dengan cara membeli saham tidak dapat disamakan jika Anda berinvestasi melalui reksadana saham. Salah satu perbedaan yang mendasar adalah jika Anda berinvestasi melalui reksadana berbasis saham, pengelolaan dana yang dilakukan oleh manager investasi sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh investor individu. Mereka memiliki team research yang handal dan melakukan pekerjaan dengan terfokus, dengan didukung oleh data dan informasi yang akurat. Disamping itu mereka meluangkan banyak sekali waktu untuk melakukan penelitian pada saham yang akan dibeli  dan sudah tentu mereka juga memiliki dana kelolaan yang sangat besar.